Munich - Pekan lalu dunia F1 digemparkan dengan mundurnya Honda akibat imbas dari krisis ekonomi golbal. Hal yang sama disinyalir tak akan lama terjadi pada sepakbola Eropa.
Honda menyatakan diri mundur dari ajang balapan F1 pada 5 Desember lalu. Menurunnya penjualan mobil mereka di pasaran membuat mereka terpaksa berhenti memasok dana bagi Honda F1 Racing. Padahal setiap tahunnya harus mengeluarkan dana hingga dana hingga 500 juta dolar AS (sekitar Rp 5 triliun).
Oleh manajer Bayern Munich, peristiwa serupa bukan tak mungkin bakal terjadi juga dalam dunia sepakbola Eropa. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan investor para klub sepakbola raksasa yang mengalami kesulitan ekonomi, bukan tak mungkin apabila suatu hari nanti klub-klub juga akan ditinggal para investornya.
Manchester United sempat ketar-ketir ketika sponsor utama mereka, AIG, nyaris mengalami kebangkrutan. Sementara pemilik Chelsea, Roman Abramovich, perusahaannya sempat mengalami kerugian yang kemudian memaksanya memutus hubungan kerja beberapa staf The Blues.
"Kita akan melihat perubahan besar dalam dunia sepakbola Eropa beberapa tahun ke depan. Anda tak akan pernah tahu sampai sejauh mana para investor tetap loyal kepada klub," ujar Klinsmann seperti dilansir Daily Mail.
"Apa yang akan terjadi dengan Liverpool dengan dua orang Amerika yang kini berbagi klub tersebut? Dan juga Chelsea, yang kini terus melakukan pemecatan?"
"Efek dari krisis ekonomi akan mulai terasa dalam beberapa bula ke depan. Klub Inggris ataupun Rusia, di mana para investor memegang peranan penting. Juga kondisi keuangan di Spanyol, di mana Valencia sudah di ambang krisis. Semua menunjukkan bahwa setiap hal berubah dan kita akan melihat definisi baru dari sepakbola," tandasnya.
Sebagai catatan, Abramovich dikabarkan tengah memiliki utang sebesar 578 juta poundsterling (sekitar Rp 9,3 triliun). Namun, pihak Chelsea yakin apabila milayrder asal Rusia itu akan tetap bertahan sebagai pemilik The Blues dalam jangka waktu lama.
Sementara itu duo pemilik Liverpool, George Gillet dan Tom Hicks, masih bernegosiasi dengan RBS Bank mengenai utang mereka yang sebesar 350 juta pounds (sekitar Rp 5,6 triliun).