JAKARTA--MI: Kementerian Ristek dan Depkominfo menyelenggarakan instalasi Open Source Software (OSS) secara massal pertama di Indonesia untuk 288 unit laptop.
"Ini akan dicatatkan di MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia -red)," kata Asisten Deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Kemal Prihatman di sela proses instalasi massal Open Source Software di Jakarta, Sabtu (2/8).
Setelah proses instalasi selesai, ke-288 laptop tersebut akan menjalankan aplikasi OpenOffice secara massal pertama di Indonesia, di mana setiap 3-4 laptop dijalankan oleh seorang peserta.
Dalam kesempatan itu, MURI juga mencatatkan hotspot dengan akses SSID terbanyak dalam satu waktu secara bersamaan dan konten blog terbanyak dalam waktu tiga jam.
Sementara itu, Pakar Telematika Onno W Purbo yang juga merupakan panitia acara itu mengatakan ada dua filosofi diselenggarakannya kegiatan pencatatan.
"Kita ingin tanamkan bahwa meng-install software open source itu mudah dan yang kedua kita ingin tanamkan bahwa menulis dalam blog itu juga mudah," katanya.
Kemal mengatakan sejak penandatanganan kesepakatan bersama penggunaan OSS di 18 Kementerian/Departemen pada Indonesia Go Open Source (IGOS) Summit Mei 2008 lalu perkembangan open source sangat positif.
"Namun memang tergantung kesiapan dari bagian di masing-masing instansi, ada yang masih proses dan ada yang sudah menggunakan," katanya.
Untuk Kementerian Ristek sudah 100 persen untuk server dan 95 persen desktop yang telah menggunakan OSS, sisanya tetap menggunakan software proprietari karena memang belum ada penggantinya.
Sedangkan Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo Cahyana Ahmadjayadi mengatakan, pemassalan OSS di Departemen Kominfo khususnya di Dirjen Aplikasi Telematika sudah 98 persen dan dua persen dengan proprietari.
Semangat OSS sudah dimulai di Indonesia sejak 30 Juni 2004 dengan deklarasi lima instansi pemerintah yakni, Kementerian Ristek, Depkominfo, Depdiknas, Depkum dan HAM serta Kementerian PAN disusul dengan diluncurkannya OSS versi Indonesia IGOS Nusantara pada 12 Juli 2005, ujarnya.
Kementerian Ristek, kata Kemal, juga sedang mempersiapkan delapan aplikasi khusus untuk Kementerian/Departemen seperti aplikasi inventaris kantor, aplikasi kepegawaian, aplikasi pengelolaan anggaran, hingga aplikasi pelayanan publik.
Aplikasi tersebut nantinya bisa di-download di web Depkominfo dan bersifat customized karena terbuka untuk dimodifikasi, ujarnya.
Perangkat lunak open source sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah dan merupakan pengganti perangkat lunak berbayar (proprietari) yang di pasaran cukup mahal seperti Microsoft.